Hamparan Perak, mediareportasetipikor.com - Bom rakitan hasil sitaan dari terduga teroris diimusnahkan di lahan PTPN II tepatnya di Sei Bederah Jatian, Pasar III Lori, Dusun XX, Desa Klumpang Kebon, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin siang (18/11/2019).

Bom rakitan milik jaringan terduga pelaku bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polrestabes Medan pada hari Rabu (13/11) tersebut, ditemukan petugas di salah satu rumah di Canang Kering, Kelurahan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan.

Densus 88 Anti Teror Mabes Polri bersama Gegana Brimob Poldasu memusnahkan 2 bom rakitan berbentuk pipa, kaleng dan juga bahan kimia seperti serbuk pupuk, potasium dan belerang dengan cara di  bakar di diengah areal lahan perkebunan PTPN III dengan mengambil jarak sekitar 500 meter sebelum meledakkan bom rakitan tersebut. Hal Ini dilakukan agar percikan ledakan tidak sampai mengenai orang lain yang berada di areal tersebut.

Hadir pada peledakan bom rakitan tersebut yakni Kapoldasu, Irjen Pol Agus Adrianto dan Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan Lubis SH. MH serta Pejabat Utama Polres Pelabuhan Belawan dan Kapolsek sejajaran Polres Pelabuhan Belawan.

Kapoldasu, Irjen Pol Agus Adrianto menyampaikan,"yang kita musnahkan ada dua barang bukti, yakni dua bom yang masih aktif dan satu lagi bahan-bahan peledak,” ungkap Irjen Pol Agus Andrianto.

Lebih lanjut Kapoldasu mengatakan dua bom tersebut merupakan hasil penggeladahan Densus 88 Anti Teror di rumah Y, salah seorang rekan terduga pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan.

“Dua bom rakitan itu adalah bom pipa dan yang satu lagi dirakit dengan kaleng cat. Sempat dibuang oleh jaringan pelaku ke sungai, tapi berhasil ditemukan petugas kemarin,” paparnya.

Ditambahkannya,"masih ada barang bukti lain yang diamankan petugas, antara lain senjata api rakitan, panah beracun dan beberapa pipa berisi bahan kimia yang kedua ujungnya telah dicor dengan semen. Petugas belum bisa memusnahkan pipa-pipa tersebut karena masih dalam pemeriksaan petugas labfor,” tandasnya.

Kemudian Kapoldasu menyampaikan bahwa terduga teroris ini merupakan jaringan ISIS, dan tiga tersangka berhasil diamankan dari wilayah Belawan pada Senin siang. Ketiga orang yang sudah diamankan itu yakni C yang bertugas sebagai bendahara, B dan HI yang diduga sebagai perakit bom.

“Untuk inisial C sendiri diamankan setelah diserahkan kepala lingkungan setempat kepada polisi. Kemudian B dan HI merupakan dua orang yang sempat janjian ketemu dengan tiga pelaku yang kemarin melakukan perlawanan, sehingga terjadi baku tembak dengan petugas, yang mengakibatkan satu petugas terluka dan dua pelaku tewas. B dan HI ini memiliki kemampuan merakit bom,” pungkasnya.

Dari penangkapan ketiga tersangka itu, petugas telah mengamankan sebanyak 26 orang terkait dengan jaringan ini, lima di antaranya perempuan telah diamankan di Mako Brimob Polda Sumut, sementara lainnya dititipkan di Ruang Tahanan Polda Sumut.

“Saat diinterogasi, sebagian besar dari para tersangka itu tak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Mereka tidak hafal Pancasila dan petugas bertanya kamu cinta Indonesia, mereka tidak mau menjawab," tuturnya.

Densus 88 Anti teror dan Intelijen masih terus melakukan pengembangan terhadap jaringan yang diketahui telah beberapa kali melakukan pelatihan di Kabupaten Tanah Karo itu, dengan tertangkapnya C, polisi akan menelusuri aliran uang masuk (donatur) dan uang keluar jaringan tersebut.





“Jaringan kelompok ini cukup profesional, sebab masing-masing dari mereka memiliki peran berbeda, mulai dari perekrut, perakit bom, bendahara dan eksekutor. Guru spiritual pelaku, yang juga sudah diamankan diduga kuat sebagai perekrut dan Pendoktrim paham radikal melalui pengajian-pengajian eksklusif dan tertutup,” tungkasnya.

Ada beberapa dari mereka terdeteksi mengunjungi dan berkomunikasi dengan narapidana teroris (napiter) yang mendekam di lapas-lapas di Sumut. Begitupun, baik polisi maupun Densus 88 tak bisa menindak sembarangan sebelum para pelaku beraksi.

“Kalau mereka tak beraksi, kita juga tidak bisa melakukan penindakan. Setelah mereka melakukan aksi, kita melakukan pendalaman. Mereka ternyata memiliki jaringan, yang cukup luas” tutup Kapoldasu dengan tegas. (Nelson Siregar)
Share To:

Media Reportase Tipikor

Post A Comment:

0 comments so far,add yours