Medan, mediareportasetipikor.com – Provinsi Sumatera Utara menempati posisi kedua untuk lahan sawit terluas di Indonesia, dengan luas lebih dari 1,7 juta hektar. Tidak heran jika banyak sekali ditemui perkebunan sawit baik milik negara, rakyat maupun swasta nasional dan asing.

Perusahaan pengolahan sawit menjadi CPO (minyak sawit) dikenal memiliki limbah yang melimpah, salah satunya adalah produk PKE (Palm Kernel Expeller), yang merupakan ampas dari inti sawit yang telah selesai diolah.

Ternyata produk ini sangat diminati oleh salah satu negara yakni New Zealand yang mempergunakannya untuk bahan baku pakan ternak. Tetapi bukan sembarang PKE yang diterima negeri penghasil susu ini. Karena untuk menghasilkan susu berkualitas New Zealand konsen serta fokus terhadap pakan ternaknya.

Terkait hal itulah, Kepala Balai Besar Karantina Belawan Hasrul didampingi Kepala Bidang dan Kepala Seksi Pelayanan Operasional Karantina Tumbuhan yang menyerahkan surat perpanjangan pengakuan fasilitas ekspor PKE ke New Zealand pada PT. PHPO. Sesuai Impor Health Standart (IHS); Importation in to New Zealand of Prosessed Animal Feeds of plant original, dilakukan monitoring terhadap gudang yang telah diregistrasi.

Aspek yang menjadi persyaratan IHS seperti kondisi sumber bahan baku, proses produksi, pengelolaan sanitasi lingkungan, pengelolaan OPT (pest control), pengelolaan pencegahan reinvestasi OPT dan kontaminasi cemaran selama dalam penyimpanan, pengangkutan, pemuatan ke atas kapal, Kamis (5/9).

Kepala Balai Besar Karantina Belawan Hasrul menjelaskan bahwa,"PT. PHPO selama tahun 2019 telah mengekspor Palm Kernel Expeller ke New Zealand sebanyak 6.000 ton senilai 9,15 Milyar, PKE yang diekspor ke New Zealand hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang fasilitas ekspornya sudah teregistrasi Badan Karantina Pertanian. Pengakuan ini harus diperpanjang setiap 2 tahun sekali, " jelas Hasrul.





Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil dalam arahan menyampaikan,"ada lima strategi yang disiapkan Barantan untuk meningkatkan ekspor produk pertanian yaitu pertama memberikan kemudahan bagi eksportir dalam perizinan melalui OSS (Online Single Submission) atau program perizinan terpadu, sehingga prosesnya bisa lebih cepat, kedua mendorong generasi milenial untuk menjadi eksportir melalui program Agro Gemilang, ketiga membuat kebijakan Inline inspection.

Dan yang keempat program I-Mace (Indonesian Maps of Agriculture Commodity Export) atau peta komoditas ekspor pertanian Indonesia dan yang terakhir yaitu penerapan elektronik sertifikat (E-Cert), sehingga produk pertanian yang diekspor lebih terjamin. Oleh sebab itu Badan Karantina sangat terbuka dan sangat membantu kegiatan ekspor dari semua lini", papar Ali Jamil. (Nelson S/Humas)
Share To:

Media Reportase Tipikor

Post A Comment:

0 comments so far,add yours