Stabat, mediareportasetipikor.com - Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Langkat dr.M.Arifin Sinaga angkat bicara. Soal merebaknya kabar seorang warga Langkat kategori PDP (Pasien Dalam Pengawasan) priksakan diri di RSU Djoelham Binjai.
Ia menyatakan, warga tersebut bukan PDP melainkan sakit TBC Paru-Paru. Itu hasil pemeriksaan tim ahli Rumah Sakit Martha Friska Multa Tuli Medan. Yakni salah satu rumah sakit yang ditunjuk sebagai tempat rujukan PDP.
"Jadi kabar yang sempat menggegerkan kota Binjai itu tidak benar, ini terjadi karena salah persepsi saja," sebut Jubir di posko Covid-19 Dinkes Langkat, Rabu (8/4/2020).
Kendati demikian, Jubir, atas nama Pemkab Langkat memohon maaf atas terjadinya peristiwa ini kepada pemerintah dan masyarakat kota Binjai. Ia juga berharap, peristiwa ini, dapat lebih mengeratkan koordinasi antara Satgas Langkat dengan Satgas Kota Binjai, dalam pencegahan Covid-19.
"Saya melihat hal ini wajar, sebab virus corona saat ini benar-benar mengkuatirkan. Jadi menurut saya, ini adalah tindakan kewaspadaan bersama," cetusnya.
Saat ini, warga tersebut sedang berada di rumah sakit Martha Friska. Dini hari pihaknya akan menjemputnya kesana, untuk dibawa ke salah satu rumah sakit di Langkat untuk menjalani perawatan biasa.
"Karena dia bukan PDP, jadi tidak perlu di isolasi. Makanya akan kita jemput untuk menjalani perawatan di Langkat saja," terangnya.
Selanjutnya, Jubir menerangkan, warga tersebut berinisial PS (37) warga Dusun I Tungkam Jaya Desa Pangkalan Siata Kec Pangkalan Susu Langkat. Sebelum memeriksakan diri ke rumah sakit Djoelham Binjai, pasien tersebut telah memeriksakan diri ke rumah sakit Putri Bidadari Langkat.
Saat diperiksa di RSU Putri Bidadari, diketahui pasien mengalami gejala sesak nafas, nyeri tenggorokan, batuk, demam naik turun, penurunan BB, mual, lemas, nyeri kepala dan ulu hati.
Mengetahui hal itu, sempat Satgas Covid-19 Langkat mencoba membawanya ke Rumah Sakit GL Tobing PTPN II Tanjung Morawa, untuk diisolasi dan diperiksa menggunakan Lab.
Tujuannya, untuk mengetahui hasil pasti apakah benar PDP atau sakit lainnya. Namun pasien dan keluarga menolak anjuran Satgas. "Sebelumnya sudah mau kita rujuk, namun keluarga menolak, "ungkap Jubir.
Setelah itu, Jubir mendengarkan kabar, pasien tersebut memeriksakan diri ke rumah sakit Djoelham. Setelah diperiksa, kesimpulan hasil awalnya, pasien dinyatakan kategori PDP. "Jadi inilah yang membuat heboh di kota Binjai itu" sebutnya.
Sembari menyampaikan, dari keterangan pasien, ia mengaku tidak memiliki riwayat berpergian keluar kota maupun keluar negeri dan riwayat terpapar dengan orang sakit. Serta mengabarkan data hari ini, Orang Dalam Pemantauan (ODP) 23 orang, sedangkan PDP 2 orang. (Jhonson Malau)
Post A Comment:
0 comments so far,add yours